Bisnis Ayam Organik Awalnya Hanya Segmen Pasar Atas
Trend yang berbau organik nampaknya mulai merambah ke semua jenis makanan. Salah satunya adalah daging ayam organik. Permintaan daging ayam yang semakin meningkat mendorong peternak menggunakan bahan-bahan kimia dan antibiotik secara berlebihan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kematian dan mendorong produksi yang tinggi. Namun efek bahan-bahan kimia tersebut tidak baik bagi kesehatan. Hal inilah yang dewasa ini semakin disadari oleh konsumen daging ayam.
Bisnis Ayam Organik Awalnya Hanya Segmen Pasar Atas
Kesadaran mengkonsumsi ayam organik ini memang berawal dari masyarakat kelas atas. Masyarakat kelas bawah bukannya tidak sadar akan hal itu, namun harga jual produk organik termasuk ayam potong yang mahal membuat hanya kalangan atas saja yang berminat akan produk ini. Namun kecenderungan ini perlahan mulai berubah, makanan organik semakin luas pasarnya.
Fakta ini telah dirasakan sendiri oleh Christopher Emille Jayanata, yang telah menggeluti bisnis ayam organik semenjak tahun 2004. Dengan bendera perusahaann PT Pronic Indonesia, awalnya ia hanya mampu memasok ayam organik ke Ranch Market sebanyak 300-400 ayam. Saat itu konsumennya hanyalah orang-orang bule, sehingga wajar jumlahnya tidak besar. Dari hasil itu ia hanya mendapatkan hasil impas saja namun meski demikian ia tidak berhenti hingga di akhir tahun 2004 penjualannya meningkat hingga 800-1000 potong ayam organik per bulan. Ayam organik sendiri sebenarnya merupakan daging ayam yang bebas antibiotik dan hormon, sedikit lemak, dan rendah kolesterol namun Kualitas dan rasanya lebih enak. Untuk menjamin itu semua dari mulai pemelharaan, pemberian makanan hingga pengolahan dihindari menggunakan bahan-bahan kimia. Sebagai pengganti bahan-bahan kimia, ayam organik menggunakan probiotik, yang merupakan mikroba yang membantu pencernakan dan menjaga kesehatan.
PT Pronic saat ini sudah bisa menyalurkan sekitar 12 ribu ayam potong organik per bulan yang meliputi daerah Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Lampung dan Balikpapan. Dari aspek pemasaran Pronic mengembangkan kerjasama dengan perusahaan Green Line Care (GLC) dan reseller. Konsep reseller sendiri menawarkan kepada pembeli untuk membeli produk Pronic saja atau sekalian dilengkapi dengan pernak-perniknya seperti banner, brosur, seragam dan freezer.
Dari segi produk saat ini pronic juga memproduksi daging ayam organik dalam bentuk nugget, chicken katsu dan karage. Hal ini untuk meminimalkan daging ayam yang tidak bisa dijual utuh terbuang sia-sia. Selain itu diversifikasi produk ini menawarkan banyak pilihan kepada konsumen.
Hasil jerih payah Pronic konsisten dalam bisnis ayam organik ternyata membuahkan hasil yang manis. Sehingga di tahun 2011 mendatang optimis bisa menembus pasar Singapura. Bisnis Ayam Organik Awalnya Hanya Segmen Pasar Atas
0 komentar :
Posting Komentar